Kamis, 24 November 2016

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah

Surga dan neraka

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah

Sampul depan buku biografi Ibnul Qayyim

GelarAl-Imam, SyamsuddinKun-yahAbu AbdillahNamaMuhammadNasabbin Abi Bakr bin Sa'd az-Zar'iNisbahad-DimashqiLahir691 H (1292/3 M)
DamaskusWafat751 H (1349/50 M)
DamaskusDimakamkan diPekuburan Babul SaghirNama lainIbnul QayyimKebangsaanSyam (PalestinaYordaniadan Syria saat ini)EtnisArabZamanAbad ke-7 HijriyahWilayah aktifTimur TengahJabatanPengajarFirkahSunniMazhab FikihHanbaliMinat utamaAdab dan AkhlakHadith,FikihAkidahGagasan yang terkenalTazkiyatun NufusKarya yang terkenalZad al-Ma'adMadarijus SalikinAlma materMadrasah al-Jauziyyah

Dipengaruhi  oleh

Ibnu Taimiyah

Mempengaruhi

Ibnu KatsirIbnu RajabAdz-Dzahabi,Fairuz Abadi

Muhammad bin Abi Bakr (محمد بن أبي بکر), bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i, al-Dimashqi (الدمشقي), bergelar Abu Abdullah Syamsuddin (أبو عبد الله شمس الدین), atau lebih dikenal dengan namaIbnu Qayyim Al-Jauziyyah, dinamakan karena ayahnya berada / menjadi penjaga (qayyim) di sebuah sekolah lokal yang bernama Al-Jauziyyah. DalamBahasa Arab namanya tertulis: شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم.

Dilahirkan di DamaskusSuriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad ke-13. Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.

Kelahiran dan NasabSunting

Nasabnya dari pihak ayah adalah Syamsuddin Abu 'Abdillah Muhammad bin Abubakar bin Ayyub bin Su'ad bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi, dan dikenal dengan sebutan Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. Ia lahir pada tanggal 17 Safar 691 H.

PendidikanSunting

Ibnul Qayyim berguru ilmu hadits padaSyihab an-Nablusi dan QadiTaqiyyuddin bin Sulaiman; berguru tentang fiqh kepada Syekh Safiyyuddin al-Hindi dan Isma'il bin Muhammad al-Harrani; berguru tentang ilmu pembahagian waris (fara'idh) kepada bapaknya; dan juga berguru selama 16 tahun kepada Ibnu Taimiyyah.

Dia belajar ilmu faraidh dari bapaknya kerana dia sangat berbakat dalam ilmu itu. Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiy dengan membaca kitab-kitab: (al-Mulakhkhas li Abil Balqa’ kemudian kitab al-Jurjaniyah, kemudianAlfiyah Ibnu Malik, juga sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-Tas-hil). Di samping itu belajar dari syaikh Majduddin at-Tunisisatu bagian dari kitab al-Muqarrib li Ibni Ushfur.

Belajar ilmu Ushul dari SyaikhShafiyuddin al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Isma’il bin Muhammad al-Harraniy.

Ibnul Qayyim pernah dipenjara, dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu Taimiyah sambil didera dengan cambuk di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnul Qayyim pun dilepaskan dari penjara. Hal itu disebabkan karena dia menentang adanya anjuran agar orang pergi berziarah ke kuburan para wali.

Dia peringatkan kaum muslimin dari adanya khurafat kaum sufi, logika kaum filosof dan zuhud model orang-orang hindu ke dalam firqah Islamiyah.

Penguasaannya terhadap Ilmu Tafsir tiada bandingnya, pemahamannya terhadap ushuluddin mencapai puncaknya dan pengetahuannya mengenai hadits, makna hadits, pemahaman serta istinbath-istinbath rumitnya, sulit ditemukan tandingannya.

Begitu pula, pengetahuan dia rahimahullah tentang ilmu suluk dan ilmu kalam-nya Ahli tasawwuf, isyarat-isyarat mereka serta detail-detail mereka. Ia memang amat menguasai terhadap berbagai bidang ilmu ini.

Karena itulah banyak manusia-manusia pilihan dari kalangan para pemerhati yang menempatkan ilmu sebagai puncak perhatiannya, telah benar-benar menjadi murid dia. Mereka itu adalah para Ulama terbaik yang telah terbukti keutamaannya, di antaranya ialah :

Anak dia sendiri bernamaSyarafuddin AbdullahAnaknya yang lain bernama Ibrahim,Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy penyusun kitab al-Bidayah wan NihayahAl-Imam al-Hafizh Abdurrahman bin Rajab al-Hambali al-Baghdadi penyusun kitab Thabaqat al-HanabilahIbnu Abdil Hadi al-MaqdisiSyamsuddin Muhammad bin Abdil Qadir an-NablisiyIbnu Abdirrahman an-NablisiyMuhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz adz-Dzhahabi at-Turkumaniy asy-Syafi’iAli bin Abdil Kafi bin Ali bin Taman As SubkyTaqiyuddin Abu ath-Thahir al-Fairuz asy-Syafi’i

Manhaj serta hadaf Ibnul Qayyim rahimahullah ialah kembali kepada sumber-sumber dinul Islam yang suci dan murni, tidak terkotori oleh ra’yu-ra’yu (pendapat-pendapat) Ahlul Ahwa’ wal bida’ (Ahli Bid’ah) serta helah-helah (tipu daya) orang-orang yang suka mempermainkan agama.

Oleh sebab itulah dia rahimahullah mengajak kembali kepada madzhabsalaf; orang-orang yang telah mengaji langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merekalah sesungguhnya yang dikatakan sebagai ulama waratsatun nabi (pewaris nabi) shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di samping itu, Ibnul Qayyim juga mengumandangkan bathilnya madzhabtaqlid.

Kendatipun dia adalah pengikut madzhab Hanbali, namun dia sering keluar dari pendapatnya kaumHanabilah, dengan mencetuskan pendapat baru setelah melakukan kajian tentang perbandingan madzhab-madzhab yang masyhur.

Akhir HayatSunting

Ibnu Qayyim al-Jauziyah, wafat pada malam Kamis, tanggal 13 Rajab tahun 751 Hijriyah dalam usia 60 tahun. Ia dishalatkan di Mesjid Jami' Al-Umawi dan setelah itu di Masjid Jami' Jarrah. Ribuan pelayat berdesakan mengantar kepergian Ibnul Qayyim ke makamnya. Ibnul Qayyim dikuburkan di Pekuburan Babush Shagir.

Buku karangan Ibnul QayyimSunting

Ijtimā' al-Juyūsy al-Islāmiyyah 'ala al-Mu'aththilah wa al-JahmiyyahAhkām Ahli adz-DzimmahI'lān al-Muwaqi'īn 'an Rabb al-'ĀlaminIghātsatu al-Lahfān min Mashāyidi asy-SyaithānIghātsatu al-Lahfan fī Hukmi Thalāqi al-GhadbānBadāi' al-Fawā'idAt-Tibyān fī Aqsāmi al-Qur'ānTuhfatu al-Maudūd bi Ahkāmi al-MaulūdJalāu al-Afhām fī ash-Shālāti wa as-Salāmi 'ala khairi al-AnāmAl-Jawāb al-Kāfi liman sa ala 'an ad-Dawā asy-Syāfi au Ad-Dā wa ad-Dawā'Hādi al-Arwāh ila bilādi al-AfrāhRaudhatu al-Muhibīn wa Nuzhatu al-MusytāqqīnAr-RūhZādu al-Ma'ād fī Hadyi Khairi al-'IbādSyifā'u al-'Alil fi Masā'ili al-Qadhā' wa al-Qadar wa al-Hikmatu wa at-Ta'līlAsh-Shawā'iq al-Mursilah 'ala al-Jahmiyyah wa al-Mu'aththilahAth-Thibb an-Nabawī (Bagian dari Kitab Zādu al-Ma'ād)Ath-Thuruq al-Hukmiyyah'Iddatu ash-Shābirīn wa Dzukhriyyaty asy-SyākirīnAl-FarusiyahAl-Fawā idAl-Kāfiyah asy-Syāfiyah fi an-NahwiAl-Kāfiyah asy-Syāfiyah fi al-Intishari lilfirqati an-NājiyahAl-Kalām 'ala mas'alati as-SimāiKitāb ash-Shalāti wa Ahkāmu TārikuhāMadāriju as-Sālikīn baina Manāzili Iyyāka Na'budu wa Iyyaka Nasta'īnMiftāhu Dāri as-Sa'ādah wa Mansyur Wilāyati al-'Ilmi wa al-IrādahAl-Manār al-Munīf fī ash-Shahīh wa adh-Dha'īfHidāyatu al-Hiyāri fī Ajwibati al-Yahūd wa an-NashāraAl-Wābil ash-Shayyib min al-Kalimi ath-Thayyib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar