Musaalaihissalam (عليه السلام)Musa alaihissalamLahirMoshehNama lainMusa bin ImranDikenal karenaKitab Musa,Taurat, Tongkat MusaPendahuluNabi YusufPenggantiYushaAnakGirsomEliezerOrang tuaImran (ayah)Yukhabad (ibu)KerabatHarun (kakak)Miryam (kakak)Musaadalah seorangrasuldannabipilihan Allah yang diutus menghadap kepada kaum Fir'aun, serta diutus membebaskanBani Israelmenghadapi penindasan bangsa Mesir.[1]Musa dikenalsebagai perantara dalam hal pengajaran agama dan pengampunan dosa untuk BaniIsrael.[2]Musa bergelarKalimullah(seseorang yang berbicara dengan Allah).[3]Musa merupakan figur yang paling sering disebut diAl-Quran, yaknisebanyak 136 kaliserta termasuk golonganUlul Azmi.Musa dilahirkan di negeri Mesir sewaktu Bani Israel tinggal sebagai bangsa pendatang sejak zamanNabi Yusuf.ImrandanYukhabadmerupakan kedua orang tuaMusa yang berasal dari Suku Lawy. Musa merupakan adik kandungNabi HarundanMiryam.
KelahiranSebelum Musa lahir, seluruh anggota keluarga Ya'qub tinggal sebagai masyarakat pendatang di negeri Mesir. Selama masa kekuasaan nabi Yusuf, Bani Israel dilimpahi banyak kemudahan hidup. Akan tetapi keadaan mulai berubah sepeninggal Yusuf, oleh sebab raja yang menggantikan Yusuf tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman hidup dengan bangsa Bani Israel. Bangsa ini diperbudak oleh Mesir lantaran Fir'aun pada zaman itu merupakan raja yang zalimserta memecah belah rakyatnya melalui tindakan menindas kalangan yang dipandang lemah.[4]Tatkala Fir'aun mendapati sebuah mimpi yang mengguncangkan; seorang ahli tafsirmimpi memahami makna mimpi tersebut sebagai pertanda buruk bagi kekuasaan Fir'aun; bahwa akan ada seorang anak laki-laki dari Bani Israel yang menjadi seorang laki-laki gagah perkasa yang kelakmemimpin golongan pengikutnya melawan kekuasaan Mesir serta membawa berbagai kehancuran hebat di negeri Mesir; juga para pengikut orang tersebut akan mengangkut harta kekayaanyang berlimpah disertai bantuan kekuatan milik musuh Mesir lalu menumpas seluruhkaum pemuka di bangsa Mesir pula. Fir'aun beserta seluruh pemuka kaumnya merasa ketakutan bahwa penafsiran mimpi itu bermakna bahwa Bani Israel kelak bersekutu dengan musuh Mesir untuk menghancurkan negeri Mesir.[5]Pada saat bersamaan, jumlah lelaki di BaniIsrael bertambah pesat sehingga kaum Fir'aun tidak bisa memperkirakan siapakahanak yang diramalkan itu. Maka diadakan sebuah perintah keji di Mesir bahwa seluruh anak laki-laki yang baru lahir harusdibunuh, sedangkan seluruh anak perempuan yang baru lahir boleh dibiarkanhidup.[6]Namun terdapat seorang bangsawan di istana Fir'aun yang menyarankan supaya tidak berupaya melawan ketetapan tersebut melainkan tunduk menjadi pengikut orang Bani Israel tersebut, agar seisi istana Fir'aun tidak turut dilenyapkan.Walaupun demikian, Fir'aun justru berlaku sombong seraya sewenang-wenang mendakwakan diri sebagai dewa atas bangsa Mesir: "Haruskah dewa sehebat diriku tunduk berpasrah terhadap seorang manusia dari kalangan yang diperbudak oleh kaum kita sendiri?" kemudian Fir'aun membujuk para pengikutnya melaksanakan perintah keji ini.[7]Mendengar kabar tentang perintah keji Fir'aun, Imran merasa sangat gelisah tentang keselamatan anak yang dikandungYukhabad, istrinya. Kedua anak Imran; Harun dan Miryam, memberi tanggapan tentang kejadian ini; Miryam sebagai seorangnabiah, mendapati pertanda nubuat bahwa seorang anak laki-laki akan dilahirkan ibunya dan anak itu akan mengalami kejadian hebat dalam perairan, sehingga Miryam menyarankan supaya anak tersebut diletakkan ke sebuah perairan atau sungai oleh sebab Miryam meyakini akan ada keajaiban Allah yang akan menyelamatkan anak itu menghadapiair. Akan tetapi Imran merasa khawatir bahwa nubuat yang disampaikan oleh putrinya itu tidak terwujud.[8]Harun, yang juga merupakan seorang nabi, menyampaikan saran supaya sang ibu ditempatkan di tempat yang aman, supaya anak tersebut dapat dilahirkan dalam keadaan tenang sementara seluruh anggota keluarga yang lain berpuasa sertaberdoa secara bersungguh-sungguh demi keselamatan anak tersebut kemudian berpasrah menyerahkan nasib anak tersebut kepada Allah, oleh sebab Harun meyakini bahwa Allah sanggup menghadirkan sesosok malaikat yang selalu menyertai anak tersebut supaya kembali di tengah-tengah mereka dalam keadaan selamat. Imran merasa tentram ketika mendengar ucapan bijaksana Harun, sehingga Imran menempatkan Yukhabad bersama Miryam di sebuah gua supaya berlindung hingga hari bersalin.Setelah Yukhabad melahirkan seorang anak laki-laki; tepat sebagaimana pertandayang telah diperoleh Miryam, ia merasa sangat bahagia sekaligus tak tega apabila harus menyerahkan putranya kepada kaum Fir'aun. Miryam merasa bergembira bahwa pertanda nubuat yang diperoleh merupakan kebenaran lalu Miryam bersegera memberitahu ayahnya dan Harun, supaya berdoa demi keselamatan anak laki-laki ini. Sementara itu, Yukhabad berada dalam kegelisahan antara menyerahkan sang putra kepada pemuka kaum Fir'aun atau menuruti anjuran Miryam untuk menempatkan sang anak ke dalam wilayah perairan, Yukhabad berdoa seraya menangis untuk menentukan nasibanaknya. Maka Allah mewahyukan kepada Yukhabad,[9]supaya menenangkan diri lalu meletakkan anak tersebut ke dalam sebuah tabut kemudian menempatkan tabut itu menuju sebuah sungai seraya mempercayakan nasib anak tersebut kepada Yang Maha Melindungi. Yukhabad menempatkan sang anak dalam sebuah tabut yang ia temukan lalu melepas tabut itu sambil berdoa supaya Allah selalu menjaga keselamatan anak tersebut agar kembali kepada keluarganya, seraya supaya kelak diperkenan sebagai hamba yang berbakti kepada Allah.Yukhabad mengakui bukti kebenaran pertanda nubuat Miryam lalu menyuruh gadis itu mengikuti kemana tabut akan menepi.[10]Miryam pun mendapati dari kejauhan sewaktu istri Fir'aun sedang menarik tubuh adiknya dari perairan serayawanita itu berkata "Musa, Musa." Miryam menduga hal ini merupakan pertanda buruk sehingga ia khawatir tentang keselamatan Musa. Miryam bersegera mendekat ke tengah kerumunan wanita yang hendak menyusui Musa, supaya memastikan apa yang akan terjadi pada sang adik. Tatkala Musa tidak mau menerima penyusuan dari siapapun; Miryam menyadari bahwa hal ini merupakan cara Allah untuk mengembalikan Musa ke ibu kandungnya, kemudian Miryam menawarkan bantuan supaya menghadirkan seorang wanita yang sanggup menyusui Musa. Ketika Yukhabad dipertemukan kembali dengan anaknya, perasaan sang ibu menjadi lega dan bersyukur bahwa Allah telah memenuhi janji tentang Musa; sehingga Yukhabad dapat mengasuh Musa, putra kandungnya.[11]Kehidupan di Istana MesirSetelah beberapa waktu, Musa dijadikan sebagai anak angkat oleh istri Fir'aun sertaMusa bergelar seorang pangeran negeri Mesir. Ia belajar di istana Mesir untuk mewarisi Ilmu-Ilmu khusus beserta Hikmah-Hikmah berharga yang ditinggalkanNabi Yusuf, salah seorang putraNabi Ya'qub, yang sebelumnya menjadi penguasa di negeri Mesir. Musa secara mudah menyerap berbagai Ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba pilihan Allah.[12]Musa tidak seperti para pemuka kaum Fir'aun yang tidak mengimani Allah sehingga kaum pemuka Fir'aun mengalami kesulitan untuk memahami peninggalan berharga ini. Mewarisi Hikmah-Hikmah Yusuf, sosok Musa yang masih muda memiliki kebijaksanaan mengungguli kaum tetua di Mesir.Seisi istana Fir'aun merasa heran terhadapMusa yang sanggup menyingkapkan berbagai perkara rumit sebagaimana kemampuan istimewa nabi Yusuf, sehingga kaum Fir'aun mulai menduga bahwa Musa merupakan anak laki-laki yang pernah diramalkan. Akan tetapi salah seorang pemuka dalam kaum Fir'aun menyatakan bahwa perlu ada pembuktian tentang kebenaran dugaan ini. Pemuka itu menyuruh Musa supaya memilih antara bara api yang panas atau batu permata. Tatkala Musa memilih bara api, kaum Fir'aun meyakini bahwa Musa bukanlah orang yang diramalkan. Setelah itu, Musa tidak lagi dihadirkan di tengah-tengah parapemuka kaum Fir'aun sebab mereka merasa malu apabila Fir'aun yang telah mengaku dewa kemudian dipimpin oleh Musa, berbeda dengan Raja Mesir terdahulu yang bersedia dipimpin oleh Yusuf.Melarikan diri dari negeri MesirPengutusan ke negeri MesirPanggilan Ilahi kepada MusaTatkala telah menyelesaikan persyaratan yang disepakati dengan Yitro; Musa bersama keluarganya berangkat meninggalkan negeri Madyan. Pada sebuah malam, Musa berjalan sambil membawa sebuah tongkat lalu ia mendapati sebuah perapian di lereng Gunung Sinai, sedangkan anggota keluarga yang lain tidak mendapati apapundi lereng gunung itu. Musa meminta keluarganya berhenti sejenak dalam perjalanan supaya ia dapat memastikan keadaan api itu ataupun supaya ia dapat mengambil sesuluh api untuk penghangat tubuh.[23]Ketika Musa mencapai lereng itu, ia mendapati suara yang memanggil:[24]"Wahai Musa, sesungguhnya Akulah Tuhanmu Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Bahwa telah diberkahi orang-orang yang berada di dekat api itu,[25]maupun yang berada di sekitarnya; maka hendaklah kamu lepaskan kedua terompahmu itu;[26]sebab kamu berada disebuah tempat yang kudus, Thuwa,[27]dan Akulah yang memilih dirimu untuk DiriKu;[28]maka hendaklah kamu memperhatikan hal-hal yang akan diwahyukan: Bahwasanya Akulah Allah, Tiada Tuhan selain Aku,[29]maka sembahlah Aku dan dirikan sembahyang untuk mengingat Aku.[30]Sesungguhnya Hari Kiamat itu pasti akan terlaksana; Aku merahasiakan itu supaya tiap-tiap diri dibalas sesuai yang ia usahakan;[31]makasekali-kali janganlah kamu dipalingkan mengenai perkara ini oleh orang yang tidakberiman maupun oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya sendiri, yang dapat menyebabkan dirimu ditimpa celaka."Tatkala Musa tidak berani mendekat, Allah berfirman kepada Musa; "Apakah itu yang di tangan kananmu, wahai Musa?" Musa berkata: "Ini adalah tongkatku, aku bersandar padanya, dan aku menggugurkan dedaunan mempergunakan alat itu supaya dapat memberi makan ternakku, dan ada lagi kegunaan yang lain padanya."[32]Allah berfirman: "Lemparkan itu, wahai Musa!" tatkala tongkat itu dilemparkan, tiba-tiba benda itu menjelma sebagai seekor ular yang merayap secara gesit,[33]seketika Musa berbalik menjauh, Allah berfirman:"Peganglah itu dan jangan takut; sebab kamu termasuk orang-orang yang terlindungi, bahwasanya orang yang dijadikan Rasul tidak takut di hadapan Aku;[34]namun orang yang berlaku zalim kemudian kezaliman itu diganti dengan kebaikan, ketahuilah bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang."[35]maka Allah mengembalikan ular itu menjadi keadaan semula. Allah memerintahkan Musa mendekapkan tangan ke dada niscaya tangan Musa tampak putih cemerlang tanpa celah,[36]sebagai dua mukjizat dari Allah, supaya Allah perlihatkan melalui diri Musa sebagian Bukti Kekuasaan yang luar biasa.[37]Allah berfirman kepada Musa:"Menghadaplah kepada Firaun;[38]sebab iatelah bertindak sewenang-wenang, dan ucapkan: 'Bersediakah kamu untuk memurnikan diri supaya kamu kubimbing menuju Jalan Tuhanmu agar kamu takut terhadap Dia?' serta menghadaplah kepada kaum yang berlaku sewenang-wenang itu; kaum Fir'aun, mengapakah mereka tidak bertakwa?"Walaupun Musa menerima perintah secaralangsung dari Allah, bahkan ia diizinkan untuk mendengar Suara Allah secara nyata; Musa merendah diri seraya menyatakan belum dapat melupakan kesalahannya berkenaan dengan kematianseorang Mesir. Musa berkata: "Wahai Tuhanku sungguh aku pernah membunuh seorang manusia yang termasuk golonganmereka, maka aku khawatir mereka akan membunuh diriku;[39]dan sungguh aku khawatir mereka akan membantah diriku sehingga dadaku sempit dan ucapanku tidak lancar, maka utuslah Harun, saudaraku, ia lebih fasih ucapannya dibanding diriku; sehingga utuslah Harun mengiringi diriku sebagai rekanku untuk membantu diriku."[40]Allah menyatakan bahwa Dialah yang akan membantu Musa serta saudaranya itu, dan Allah berikan kepada mereka berdua kekuasaan yang besar sehingga kaum Fir'aun tidak dapat berbuat apapun terhadap Musa dan Harun,supaya mereka berdua membawa berbagaimukjizat Allah, bahwa orang-orang yang mengikuti Musa merupakan kubu yang berjaya. Allah memerintahkan pula supaya Musa dan Harun tidak khawatir tatkala pergi dengan membawa mukjizat-mukjizat Allah; sebab Allah yang menyertai mereka berdua dan bahwasanya Allah Maha Mendengar doa hamba-hambaNya.[41]Setelah menerima tugas pengutusan, Musa bersegera menyampaikan hal ini kepada keluarganya. Musa menjelaskan bahwa ia harus pergi ke Mesir untuk memenuhi sebuah perintah yang secara khusus Allah sampaikan kepada dirinya di Gunung Sinai. Mereka pun kembali ke rumah Yitro, dan berpamitan untuk berangkat ke Mesir. Musa mendapati Harun sewaktu sampai di wilayah negeri Mesir, Harun berbahagia sebab masih dapat berjumpa dengan Musa dalam keadaan selamat, sebab Harun mengkhawatirkan keadaan Musa sejak kepergian dari istana Mesir, Harun menyampaikan rasa kegelisahannya tentang kaum Fir'aun yang menindas Bani Israel. Walaupun demikian, Musa menentramkan kakaknya seraya menyampaikan kabar gembira bahwa Allahtelah menyertai dirinya selama ia tinggal dinegeri Madyan serta ia memperoleh dua putra darisana; terlebih lagi Allah telah memanggil ia untuk pengutusan menghadap kepada Fir'aun, Musa juga menyampaikan bahwa Allah telah mengabulkan permohonan agar Harun diperkenan sebagai rekan sewaktu menghadap kepada Fir'aun.[42]Musa dan Harun menghadap kepadaFir'aunKetika hendak menghadap kepada Fir'aun, Musa memohon perlindungan kepada Allah, Musa berdoa: "Wahai Tuhanku, lapangkan dadaku untuk diriku, dan mudahkan urusanku untuk diriku, dan lepaskan kekakuan lidahku supaya merekamengerti ucapanku serta jadikan untuk diriku, seorang pengiring dari kalangan keluargaku yaitu Harun, saudaraku; teguhkan kekuatanku bersama dirinya dan teguhkan ia sebagai rekan dalam perjuanganku supaya kami banyak mengagungkan Engkau, dan banyak mengingat Engkau; sungguh Engkaulah Yang Maha Mengawasi kami."[43]Allah berfirman: "Sungguh telah diperkenankan permintaanmu, wahai Musa."[44]Allah berfirman kepada keduanya: "Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Akumenyertai kalian, Akulah Yang Maha Mendengar dan Akulah Yang Maha Mengawasi. Berangkatlah kamu beserta saudaramu membawa berbagai mukjizatKu, dan janganlah kalian berdua melalaikan diri dalam mengingat Aku. Menghadaplah kalian berdua kepada Firaun, sungguh ia telah melampaui batas;lalu berbicaralah kepada Fir'aun melalui ucapan-ucapan yang lemah lembut, kiranya ia tersadar atau takut."[45]Sewaktu Musa datang ke Istana Mesir, banyak bangsawan dari berbagai negeri hadir atas undangan Fir'aun. Ketika para penjaga istana melihat Musa, tangan dan kaki mereka tidak dapat bergerak sehinggaMusa beserta Harun secara mudah menghadap kepada Fir'aun. Seisi istana Fir'aun merasa heran sewaktu ada tamu yang tidak bersujud kepada Fir'aun. Fir'aunberkata kepada keduanya: "Pada hari ini segala bangsawan di wilayahku hadir membawa banyak persembahan atas undanganku; supaya mereka bersujud menyembah dewa Mesir, yakni diriku, lalu siapakah kalian berdua yang berani menghadap kepada diriku tanpa merendahdiri dan siapakah yang menyuruh kalian datang ke tempat ini dan apakah yang kalian bawa kepada diriku?" Musa berkata:"Wahai Fir'aun, Sesungguhnya kami berduaadalah Rasul Tuhanmu, merupakan kewajibanku untuk tidak mengatakan sesuatu tentang Allah, kecuali perkara yang benar; bahwasanya aku menghadap kepada dirimu dengan membawa berbagaibukti nyata dari Tuhanmu, maka serahkan hamba-hamba Allah bersama kami dan jangan menindas mereka; sungguh aku merupakan seorang Rasul yang terpercayauntuk dirimu, dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah, bahwasanya kami telah datang kepada dirimu dengan membawa berbagai Bukti dari Tuhanmu; maka kesejahteraan dilimpahkan untuk orang yang menuruti bimbingan; Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami berdua bahwa Malapetaka itu ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan dan yang berpaling."[46]Akan tetapi Fir'aun mendustakan seraya menyombongkan diri, serta berpaling seraya berusaha menantang.Kaum Fir'aun menjawab: "Bukankah kami pernah mengasuh dirimu di tengah-tengahkami sewaktu kamu masih kanak-kanak dan kamu pernah tinggal di tengah-tengah kami selama beberapa tahun dalam hidupmu dan kamu telah terlibat dalam suatu perkara yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orangyang tidak membalas guna." Musa berkata:"Diriku telah melakukan tindakan itu, sewaktu aku termasuk orang-orang yang khilaf; namun Allah adalah Yang Maha Pengampun terhadap segala orang yang bertobat secara tulus maupun orang yang berbuat kebajikan;[47]lalu aku harus melarikan diri meninggalkan kalian ketika aku mencemaskan hukuman kalian, kemudian Tuhanku mengaruniakan Ilmu kepada diriku; serta Dialah yang menjadikan diriku termasuk golongan Rasul, bahwasanya hal ini adalah anugerah yang Allah berikan untuk diriku disebabkan kalian telah memperbudak Bani Israel,[48]akan tetapi Allah menyelamatkan diriku dan Dialah yang melindungi diriku supaya aku menghadap kepada kalian. Ketahuilah bahwa Bani Israel adalah hamba-hamba Allah,[49]oleh sebab itu bebaskan mereka, yakni orang-orang merdeka keturunan Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yakni para hamba milik Allah, Tuhan kami berdua."Walaupun Fir'aun sebenarnya mempercayai ucapan Musa, namun rasa kesombongan merintangi akal sehat sehingga Fir'aun mengeraskan kalbu serta enggan untuk benar-benar mempercayai ucapan Musa,[50]Firaun berkata: "Lalu siapakah Tuhan kalian berdua, wahai Musa?" Musa berkata: "Tuhan kami berduaialah Yang telah Menentukan rancangan pada tiap-tiap sesuatu,[51]kemudian Dialah yang memberinya petunjuk" Firaun berkata: "Dan bagaimanakah keadaan umat-umat terdahulu?" Musa menjawab:"Pengetahuan tentang itu berada dalam sebuah Kitab pada sisi Tuhanku, Tuhan kami berdua takkan salah dan Dia takkan lupa,[52]Tuhan kami berdua adalah Tuhannya semesta alam." Fir'aun bertanya:"Siapakah Tuhannya semesta alam itu?" Musa menjawab: "Tuhan yang Menciptakan langit beserta bumi maupun yang ada antara keduanya." Fir'aun berkatakepada orang-orang di sekelilingnya:"Apakah kalian tidak mendengarkan?" Musaberkata kepada seisi istana itu: "Tuhan kalian maupun Tuhannya para leluhur kalian yang terdahulu." Fir'aun berkata kepada seisi istana: "Sesungguhnya Rasul yang diutus kepada kalian benar-benar orang gila." Musa berkata: "Tuhannya Timur maupun Barat beserta yang berada antara keduanya, jika kalian memang mempunyai akal" Fir'aun berkata:"Sungguh apabila kamu menyembah dewa selain aku, pasti akan aku menjadikan dirimu sebagai orang yang hina."[53]Musa berkata: "Dan bagaimanakah jika aku tunjukkan Bukti yang nyata kepada dirimu?" Fir'aun berkata: "Buktikan hal yangnyata itu, jika kamu termasuk golongan yang benar." maka Musa melemparkan tongkatnya, yang tiba-tiba tongkat itu menjelma sebagai seekor ular yang nyata, kemudian Musa menampakkan tangannya maka seketika itu pula tangannya menjadi putih bercahaya bagi orang-orang yang memandang.[54]Namun Fir'aun justru berkata: "ia adalah seorang ahli sihir yang mahir."[55]Melihat kedua mukjizat ini, Fir'aun serta para pemuka kaumnya justru meremehkanMusa; para pemuka kaum Fir'aun turut berlaku congkak dan mengingkari Musa walaupun di dalam hati mereka beriman kepada Musa;[56]para pemuka kaum Fir'aun menyatakan bahwa kedua tindakanMusa merupakan sihir yang dibuat-buat,[57]Musa pun membantah: "Apakah kalianmengatakan terhadap Bukti Kebenaran sewaktu ia datang kepada kalian:"Bukankah ini sihir?" padahal ahli-ahli sihir tidaklah mendapat kemenangan."[58]Akantetapi kaum Fir'aun tetap berdalih: "Apakahkalian berdua datang kepada kami untuk memalingkan kami dari segala yang kami dapati telah dikerjakan oleh kaum leluhur kami, bahkan kami belum pernah mendengar hal ini dari leluhur kami ataukah supaya kalian berdua mempunyai kedudukan di muka bumi? sungguh kami takkan mempercayai kalian berdua."[59]Harun menjawab: "Apakah kalian lebih mempercayai ucapan dari leluhur kalian yang telah mati dibanding Tuhan Yang Menghidupkan diri mereka maupun diri kalian? dan benarkah kalian merasa memiliki kedudukan di bumi?, Tidakkah kalian ingat bahwa tubuh kalian tidak ada sama sekali pada waktu langit dan bumi diciptakan? dan tidakkah tubuh kalian akanlenyap di muka bumi dalam keadaan serupa dengan tanah? maka bukankah Tuhan yang mengaruniakan kedudukan kepada orang yang Dia perkenan serta Dialah yang merenggut kedudukan itu dari orang yang Dia kehendaki."Fir'aun dan para pemuka kaumnya tidak memperhatikan ucapan keduanya melainkan berlagak seraya meninggikan diri dan mereka congkak dengan hanya membandingkan kedudukan duniawi; kaum Fir'aun mengatakan: "Apakah kami percaya kepada dua orang manusia yang serupa diri kami juga, padahal kalangan mereka berdua merupakan orang-orang yang menghambakan diri terhadap kita?"[60]dengan demikian mereka berani menyombongkan diri terhadap perintah-perintah Allah yang disampaikan melalui kedua RasulNya, Musa dan Harun. Musa menjawab: "Tuhanku lebih Mengetahui tentang orang yang patut membawa Bimbingan dari sisiNya, dan kelak kalian akan mengerti siapa yang akan memperoleh pencapaian di negeri Akhirat; bahwa sebenarnya Bani Israel merupakan hamba-hamba Allah sebab Allah adalah Pemilik mereka. Bahwa Allah hendak mengadakan Perjanjian kepada mereka sebagai umat yang istimewa, dan ketahuilah bahwa orang-orang yang berlaku sewenang-wenang takkan memperoleh kemenangan dan sungguh aku berlindung pada Tuhanku maupun Tuhan kalian, terhadap keinginan kalian merajam diriku; dan sekiranya kalian tidak beriman pada diriku maka biarkanlah aku."Pertarungan melawan para ahli sihirSeisi istana Mesir takjub terhadap dua mukjizat yang dihadirkan pada diri Musa, mereka pun merasa kesulitan untuk membantah bukti jelas di hadapan mata mereka sendiri. Pada akhirnya mereka menganggap bahwa Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang sedang mengadakan sihir supaya meruntuhkan kedudukan Fir'aun di negeri Mesir.[61]Firaun berkata: "Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami mempergunakan sihirmu itu, wahai Musa? dan kami pun pasti akan mendatangkan pula sihir semacam itu di hadapanmu maka adakan suatu waktu pertandingan antara kami melawan kamu, yang tidak akan kami salahi dan tidak pula kamu dicurangi, pertandingan itu bertempat di pusat negeri." Musa berkata:"Waktu untuk pertandingan melawan kalianialah di sebuah hari raya, dan hendaklah banyak orang dikumpulkan pada waktu matahari terbit." lalu Firaun berpaling sertamerencanakan tipu daya, kemudian ia datang.[62]Musa berkata kepada mereka:"Celakalah kalian, janganlah kalian mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, yang dapat menyebabkan Dia menumpas kalian melalui Malapetaka pedih. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kedustaan pasti ditimpa celaka." kaum Fir'aun berbantah-bantahan tentang urusan mereka dan mereka merahasiakan percakapan itu. Terdapat salah seorang tokoh bangsawan Mesir yang berusaha menyadarkan Fir'aun tentang azab Ilahi seraya mengingatkan tentang ajaran Yusuf semasa berkuasa di Mesir. Akan tetapi, Fir'aun justru meninggikan diri seraya menyatakan bahwa dirinya lebih benar dibanding Musa.Sewaktu mendapati penolakan dari Fir'aun,tokoh bangsawan tersebut berusaha menyadarkan kaum Fir'aun tentang kesia-siaan kehidupan duniawi serta menganjurkan mereka supaya beriman kepada Allah. Namun para pengikut Fir'aunjustru mengajak supaya kafir terhadap Allah. Tatkala tokoh bangsawan tersebut berserah diri kepada Allah, Allah melindunginya terhadap berbagai azab yang melanda kaum Fir'aun.[63]Tatkala pertandingan itu dilaksanakan, banyak orang hadir termasuk kalangan Bani Israel dan para bangsawan yang diundang oleh Fir'aun. Fir'aun bekata:"Pada hari ini semua orang akan mengakui siapakah yang lebih kuat, Rasul yang dihadirkan oleh Tuhannya Bani Israel ataukah para utusan yang dihadirkan oleh dewa Mesir, yakni diriku. semoga kita mengikuti kubu yang menang; sebab betapa terhormat kubu yang menang padahari ini!" Tatkala ahli sihir itu datang kepada Fir'aun, mereka mengatakan:"Benarkah kami akan mendapat upah apabila kami yang menang?" Fir'aun menjawab: "Tentu saja, kalian pasti akan dijadikan golongan terhormat yang didekatkan." Ketika Musa muncul menghadapi orang-orang itu, para ahli sihirberkata: "Wahai Musa, kamukah yang hendak melempar terlebih dahulu, ataukahkami yang hendak melemparkan?" Musa menjawab: "Lemparkanlah!" Tatkala mereka melempar, tali-tali dan tongkat-tongkat mereka tampak seolah merayap cepat lantaran tipu daya sihir, sehingga mengelabui penglihatan banyak orang danmenjadikan mereka ketakutan, serta para ahli sihir itu menampakkan sihir yang menakjubkan.[64]Setelah itu, Allah berfirman kepada Musa: "Jangan takut, sungguh kamulah yang paling unggul dan lemparkan yang berada ada di tangan kananmu, niscaya itu akan menelan apa yang mereka tipu dayakan sebab yang mereka perbuat itu merupakan tipu daya tukang sihir." Para ahli sihir berkata: "Demi kekuasaan Fir'aun, kami benar-benar akan menang." Allah berfirman: "Dan tidak akan menang tukang-tukang sihir itu, bagaimanapun mereka bertindak" Musa berkata: "Apa yang kalian lakukan, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah yang akan menampakkan kelemahannya; sungguh Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya tindakan orang-orang yang mengadakan kekacauan dan Allah akan mengokohkan Kebenaran melalui KetetapanNya walaupun orang-orang yangberdosa tidak menyukai hal ini."[65]dan Allah wahyukan kepada Musa: "Lemparkantongkatmu!" kemudian seketika tongkat itumenelan benda-benda yang mereka sihirkan, sehingga Kebenaran yang berjaya, sedangkan segala yang para ahli sihir usahakan menjadi sia-sia.[66]Para ahli sihir tersebut takluk di tempat itu dan mereka menjadi orang-orang yang kalah; bahkan menundukkan diri seraya bersujud, mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhannya semesta alam, Tuhannya Musa maupun Harun."[67]Fir'aun berkata: "Apakah kalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepada kalian? ini pasti adalah suatu muslihat yang telah kalian rencanakan di dalam kota ini untuk menyesatkan seisi penduduknya melalui perkara demikian, sungguh ia adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kalian. kelak kalian akan mengetahui bahwa aku akan memotong tangan beserta kaki kalian secara bersilang dan bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kejam dalam menyiksa."[68]Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhan, kami berpulang. kami takkan lebih mengutamakan kamu dibanding berbagai bukti nyata yang telah datang kepada kami maupun dibanding Tuhan yang telah menciptakan kami. makaputuskan perkara yang hendak kamu putuskan, bahwa kamu hanya dapat bertindak dalam kehidupan di dunia ini saja;[69]sungguh kami telah beriman kepada Tuhan kami, kiranya Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami maupun sihir yang telah kamu paksakan supaya kami lakukan. Bahwasanya Allah adalah Yang Terbaik dan Yang Abadi. Sungguh barangsiapa menghadap kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa maka sungguh disediakan Neraka Jahanam untuk orang itu, kemudian orang itu tidak mati dan tidak hidup disana, sedangkan barangsiapa menghadap kepada Tuhannya dalam keadaan beriman serta bersungguh-sungguh memperbuat berbagai kebajikan, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh kedudukan-kedudukan terhormat; Surga 'Adn yang dialiri sungai-sungai di bawahnya, mereka disana selamanya.[70]Dan itulah balasan untuk orang yang murnidan kamu tidak menyalahkan kami melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami tatkala ayat-ayat itu datang kepada kami; sungguhkami sangat menginginkan kiranya Tuhan kami mengampuni berbagai kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang bersegera untuk beriman." Para ahli sihir itu berdoa: "Ya Tuhan kami, limpahkan kesabaran kepada kami dan wafatkan kami dalam keadaan berserah diri."Berdakwah kepada Bani IsraelMendapati kubu kaum Fir'aun takluk dalampertarungan melawan Musa, banyak penduduk Mesir menghormati kedudukan Musa serta mengakui Musa sebagai RasulAllah. Walaupun semula kaum Fir'aun berniat untuk merendahkan Musa dan supaya menyamakannya sebagai tukang sihir, mereka justru mendapati banyak orang meyakini bahwa Musa bukan seorang manusia biasa bahkan penduduk Mesir itu sendiri ketakutan untuk bertindaksesuatu terhadap Musa.[71]Tatkala Bani Israel merasa yakin bahwa Allah telah mengutus Musa untuk mereka, maka banyak orang dari Bani Israel yang meminta perlindungan kepada Musa menghadapi penindasan kaum Fir'aun; Musa pun menyatakan bahwa ia bukanlah yang sanggup dimintai pertolongan melainkan ia memerintahkan Bani Israel supaya memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Melindungi; serta Musa mengingatkan bahwa Bani Israel adalah kaum keturunan pewarisIbrahim,IshaqdanYa'qub; ketiga hamba yang dipilih Allah,[72]oleh sebab itu Bani Israel juga harus meneladani sikap Ibrahim yang setiadan bersedia mengorbankan banyak hal sekalipun nyawanya sendiri, demi membuktikan ketulusan pengabdiannya untuk Allah. Sehingga Bani Israel harus membuktikan diri sebagai orang-orang yang rela menyerahkan apapun untuk Allah serta supaya mereka teruji setia kepada Allah dalam segala keadaan. Sebagaimana Ibrahim memperoleh janji dari Allah bahwa seisi bumi diwariskan untuk kaum pewarisnya, yakni orang-orangyang bersedia menghamba kepada Allah.[73]Musa memberitahukan pula bahwa Bani Israel sebagai kaum keturunan Ibrahim akan memperoleh perjanjian abaditentang berbagai karunia istimewa dari Allah. Musa juga memohon kepada Allah supaya menumpas para musuh Bani Israeldan Musa berdoa supaya kelak Bani Israel menjadi kaum penguasa dan kaum pewaris di muka bumi.[74]Sebagian besar Bani Israel yang telah diperbudak bangsa Mesir, merasa tidak berani menyatakan sikap keimanan kepada Allah sehingga tiada yang terang-terangan menyatakan beriman kepada Musa selain para pemuda dari kalangan suku Lawy yang berada dalam keadaan khawatir bahwa Fir'aun beserta para pemuka kaum Fir'aun hendak menindas mereka juga,[75]sebab hanya suku ini yang tidak turut diperbudak di Mesir. Musaberkata: "Wahai kaumku, jika kalian beriman kepada Allah maka hendaklah kalian menaruh kepercayaan kepada Dia saja, apabila kalian memang berserah diri."[76]lalu mereka berkata: "Kepada Allah, kami menaruh kepercayaan!", mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, jangan kiranyaEngkau jadikan kami sasaran penindasan bagi golongan yang sewenang-wenang itu,dan selamatkan kami melalui anugerahMu menghadapi orang-orang kafir." Allah mewahyukan kepada Musa beserta Harun supaya mendirikan rumah-rumah di negeri Mesir sebagai tempat tinggal bagi kalangan mereka serta supaya menyediakan tempat-tempat shalat di rumah-rumah itu. Allah juga memerintahkan mereka mendirikan shalat serta menenangkan kegelisahan orang-orang beriman.[77]Kesombongan Fir'aun beserta para pengikutnyaFir'aun mendapati banyak orang yang tidakmau lagi menyembah dirinya. Terlebih lagi para pemuka dalam kaum Fir'aun juga menyampaikan kekhawatiran tentang Bani Israel yang mulai menolak bekerja sebagai budak seraya mengatakan bahwa tuan Bani Israel bukanlah orang-orang Mesir melainkan Allah, Tuhannya para leluhur mereka, serta mereka menyatakan bahwa Allah akan menghadirkan hukuman-hukuman pedih kepada orang-orang yang menyakiti hamba-hambaNya. Fir'aun berkeras diri seraya berkata: "Wahai kalangan pemuka kaumku, aku tidak mengetahui ada dewa bagi kalian selain diriku"[78]lalu Fir'aun memerintahkan Haman mendirikan bangunan yang tinggi supaya Fir'aun dapat naik sampai ke gerbang-gerbang langit untuk melihat Tuhannya Musa, sebab Flr'aun menganggap Musa termasuk golongan pendusta.[79]Fir'aun dan bala pasukannyaberlaku angkuh di muka bumi dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Allah.Dalam kesombongan diri, Fir'aun berseru kepada kaumnya: "Wahai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini milikku beserta sungai-sungai yang mengalir di bawahku maka apakah kalian tidak mengetahui? bukankah aku lebih baik dibanding orang hina dan hampir tidak dapat menjelaskan? mengapa tidak dipakaikan pada dirinya; gelang emas ataupun malaikat hadir bersama-sama dengan ia." maka Fir'aun berhasil membujuk kaumnya sebab mereka merupakan kaum yang fasik.[80]KemudianMusa mengadu kepada Tuhannya:"Sesungguhnya kaum ini adalah kaum yangberdosa."Dan Fir'aun berkata: "Biarkan aku yang membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sungguh aku khawatir ia akan mengganti agama kalian ataupun menimbulkan kekacauan di muka bumi."[81]Musa berkata: "Sungguh aku berlindung kepada Tuhanku maupun Tuhanmu terhadap segala orang congkak yang tidak beriman terhadap Hari Perhitungan." Musa dan Harun mengadu kepada Allah: "Wahai Tuhan kami, sungguh Engkau telah memberi kepada Fir'aun serta para pemuka kaumnya; perhiasan maupun harta kekayaan duniawi. Wahai Tuhan kami, sungguh mereka telah menyimpang terhadap JalanMu. Wahai Tuhan kami, binasakan harta benda mereka, dan keraskan kalbu mereka sehingga mereka tidak beriman sampai ketika mereka ditimpa Malapetaka pedih."[82]Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenan pengaduan kalian berdua, oleh sebab itu tetaplah kalian berdua berada pada Jalan Lurus dan janganlah sekali-kali kalian mengikuti adat orang-orang yang tidak mengetahui."[83]Demikianlah Fir'aun menganggap baik perbuatan keji itu; dan ia dihalangi untuk menerima Kebenaran; dan tindakan Fir'aunitu tidak lain hanyalah menimbulkan celaka. Maka ia mengumpulkan lalu memanggil kaumnya. Fir'aun berkata:"Akulah dewa kalian yang paling hebat."[84]Kemudian Allah menetapkan Ketetapan bahwa kaum Fir'aun termasuk golongan yang pantas dibinasakan; maka Allah meneguhkan Ketetapan untuk menumpas Fir'aun melalui Hukuman pedih di Akhirat maupun di dunia.[85]Hukuman-Hukuman terhadap kaum Fir'aunAkibat kaum Fir'aun menolak menuruti perintah-perintah Allah melalui Musa dan Harun; maupun menolak melepas golongan hamba Allah, yakni Bani Israel, maka Allah menimpakan berbagai hukuman bencana kepada bangsa Mesir melalui musim kemarau yang lama dan jumlah buah-buah yang sedikit supaya kaum Fir'aun tersadar atas kedurhakaan mereka;[86]kemudian Allah timpakan kesembilan bencana dahsyat melalui perantaraan Musa,[87]yang juga diketahui oleh Bani Israel. Allah menimpakan berbagai bencana yang semakin pedih kepada kaum Fir'aun; yakni berupa angin topan, wabah belalang, kutu, katak serta darah sebagai berbagai Bukti azab Ilahi namun kaum Fir'aun tetap menyombongkan diri.[88]Sewaktu kaum Fir'aun ditimpa bencana; mereka tuduhkan penyebab bencana itu kepada Musa beserta orang-orang yang bersama dirinya.[89]Lalu mereka memohon seraya berjanji kepada Musa:"Wahai Musa, mohonkan untuk kami kepadaTuhanmu mempergunakan kenabian yang diakui Allah berada pada sisimu; sungguh jika kamu dapat menghilangkan bencana itu dari tengah-tengah kami, pasti kami akan beriman kepada dirimu dan kami akan melepaskan Bani Israel pergi bersama dirimu"[90]setelah Allah menghilangkan bencana itu terhadap kaum Fir'aun hingga batas waktu tertentu, tiba-tiba kaum tersebut justru melanggar janji mereka sendiri sambil mengatakan:"Ini adalah karena usaha kami sendiri"[91]kaum Fir'aun tetap berkeras diri serta enggan mengakui bahwa bencana-bencana itu berasal dari Ketetapan Allah. kaum Fir'aun berkata kepada Musa:"Bagaimanapun kamu mendatangkan berbagai Bukti kepada kami untuk menyihirkami mempergunakan bermacam-macam Bukti itu, sungguh kami takkan beriman kepada dirimu."[92]kaum Fir'aun tidak mempertimbangkan berbagai Bukti tersebut sebab mereka sewenang-wenang menyombongkan diri terhadap Allah sehingga sebuah Keputusan telah mutlak bagi Allah, bahwa kaum Fir'aun merupakankaum takabur yang pantas untuk dibinasakan.[93]Sewaktu Fir'aun telah merencanakan niat keji terhadap Bani Israel, ia pergi menemui Musa: "Sungguh aku menganggap dirimu, wahai Musa, sebagai seorang yang kena sihir."[94]Musa menjawab: "kamu sebenarnya telah memahami, bahwa tiada yang sanggup menghadirkan mukjizat-mukjizat maupun bencana-bencana itu selain Tuhan Yang Memelihara langit maupun bumi sebagai berbagai bukti yangnyata, dan sesungguhnya aku menganggap dirimu, wahai Fir'aun, sebagai seorang yang akan binasa."[95]maka Allah melindungi Musa terhadap tindakan jahat mereka.[96]Musa merasa geram terhadap kaum Fir'aun serta ia memohon supaya Allah melenyapkan orang-orang yang mengupayakan hal keji kepada Bani Israel.Kemudian Allah memerintahkan Bani israelmelalui Musa supaya mereka beribadah secara bersungguh-sungguh pada malam tersebut sebab Allah hendak datang pada malam tersebut untuk menimpakan hukuman pedih kepada kaum Fir'aun.
sumber: id.m.wikipedia.org
tonton ceramah manusia terbaik untuk panutan hidup oleh ustadz Dr. Syafiq Rizal Basalamah, M.A https://youtu.be/UNu6XrNugrU
BalasHapus