Kamis, 24 November 2016

Kisah Nabi Muhammad saw

Kisah Nabi Muhammad saw dari Lahir hingga Wafat | Inilah kisah nabi muhammad saw yang sangat menggemparkan dunia dan dianggap sebagai tokoh yang diluar dugaan akal manusia, karena telah berhasil membawa umat manusia dari kegelapan menuju kepada yang terang. Nabi Muhammad Saw adalah keturunan Bani Hasyim, anak ABdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi anaf bin Qusoy bin Kilab bin Murroh bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhor bin Nizar bin Maaad bin Adnan. Adnan adalah leluhur utama bangsa Arab keturunan nabi Ismail as. Nabi Muhammad berasal dari suku Quraisy. Beliau dilahirkan di Makkah 12 Rabiul Awal pada tahun gajah (53 SH) bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Ayahnya adalah pedagang yang menjajakan dagangannya dari makkah ke Syam. Beliau adalah keturunan dari Bani Hasyim yang sejak lama mendapat kepercayaan untuk memegang kunci Kabah yang dimuliakan bangsa Arab sejak zaman nabi Ibrahim. Abdul Muthallib adalah ayah Abdullah yang sangat mencintai lebih dari saudara-saudaranya yang lain. Dalam perjalanan pulang menuju negeri Makkah Abdullah meninggal. Dan akhirnya beliau dikuburkan di Madinah.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Sejak dilahirkan nabi Muhammad telah menjadi Yatim. Aminah ibunya, melahirkan Nabi Muhammad tanpa kehadiran suami yang dicintainya, suaminya meninggal pada saat nabi Muhammad dua bulan berada dalam kandungan. Sebagaimana tradisi di Hijaz, selepas kelahiranya, ibunya menyerahkan susuannya kepada Halimatus Sadiyah dari Bani Saadah.

Kisah Nabi Muhammad dari Lahir hingga Wafat

Kisah Nabi Muhammad Saw | Sejak kecil tanda-tanda kenabian Muhammad Saw telah ditampakkkan Allah. PAda masa kecilnya, anak Halimatus SAdiyah sedang bermain dengan Nabi Muhammad di padang pasir. Tiba-tiba saja Nabi Muhammad menghilang, dan anaknya melihat bahwa Nabi Muhammad dibelah dadanya oleh malaikan dan dibersihkan hatinya. Setelah pulang ke rumah diceritakanlah apa yang terjadi kepada nabi muhammad.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Sadarlah Halimatus Sadiyah bahwa ia sedang mengasuh seorang putera yang istimewa. Dan sadarlah ia, mengapa peliharaan kambingnya selama ini berhasil dengan baik, memberikan susu dan tubuhnya gemuk-gemuk. Tentulah, karena Allah memberikannya kenikmatan atas perbuatan baiknya terhadap nabi.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Kemudian setelah 4 tahun lamanya, nabi Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Pada usia 6 tahun (48 SH), beliau diajak oleh ibunya berziarah ke kubur ayahnya dan berziarah ke keluarganya dari Bani Adiy. Dalam perjalanan pulang ketika sampai di Abwa sebuah dusun yang berdekatan dengan Madinah, ibunya sakit dan tidak lama kemudian dalam perjalanan itu ibunya meninggal dunia.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Akhirnya, nabi Muhammad saw menjadi yatim piatu di usia yang sangat kecil. Oleh karena itu Abdul Muthallib, kakeknya menjadi pengasuhnya yang setia setelah ditinggalkan oleh orang tuanya. Dalam masa-masa itu beliau menjadi penggembara kambing milik kakeknya. Namun rupanya usia Abdul Muthallib semakin tua dan sudah mendekati ajalnya, Abdul Muthallib wafat pada saat usianya 8 tahun (46 SH), sebelum wafat beliau menyerahkan nabi Muhammad kepada Abu Thalib untuk diasuhnya sebagai anaknya sendiri.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Abu Thalib menjadi pengasuh setia bagi Nabi Muhammad, diajaknya beliau berdagang ke Syam. Dilewatinya perjalanan dagang yang telah dilewati ayahnya, dan menikmati perjalan itu dengan membuktikan cerita-cerita orang yang telah didengarnya. Ditengah perjalanan ia berjumpa dengan seorang Rahib Buhaira yang bernama nastur, melihat tanda-tanda kenabian padanya, bahwa akan datang suatu hari kelak para pedagang dari arah selatan yang akan membawa seorang anak yang akan menjadi Nabi akhir zaman, lalu ia berkata kepada Abu Thalib:”Sesungguhnya anak ini akan memiliki urusan besar”.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Pada masa kecilnya, nabi juga menggembalakan kambing sebagaimana nabi-nabi sebelumnya, untuk menempa dirinya melihat alam yang luas membentang, langit yang terbuka dan alam sekitarnya untuk ia renungkan sejak masa kecilnya.

Masa Dewasa

Kisah Nabi Muhammad Saw | Dari waktu ke waktu akhirnya, Nabi Muhammad tumbuh menjadi pemuda dewasa. Beliau bekerja kepada Khodijah binta khuwailid seorang saudagar wanita terkaya di Makkah. Sebgai orang baru yang mendapat kepercayaan. Khodijah mengutus bersama beliau Maysarah untuk menyertainya dalam perjalanan dagang itu. Beliau melewati perjalanan dagang yang kedua kalinya menuju Syam.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Dan apabila beliau telah selesaikan tugasnya, dagangan beliau laku dengan keuntungan besar. Bahkan Maysarah menceritakan hal-ihwalnya dalam perjalanan dagang bersamanya. Ia menceritakan bahwa apabila ia berangkat di siang hari maka dilihatnya awan mengiringi perjalanan mereka dan memberi keteduhan kepada mereka.

Lama kelamaan, salutlah Khodijah dengan kejujuran dan budi pekerti Nabi Muhammad yang saat itu berumur 25 tahun. Maka dinyatakanlah oleh Khadijah keinginannya untuk meminta Nabi Muhammad menjadi suami baginya. Sedangkan khodjah saat itu berumur 40 tahun. Saat keinginan Khodijah disampaikan kepadanya, beliau mengatakan tidak memiliki apa-apa untuk perkawinan. Maysarah mengatakan bahwa Khodijah memintanya untuk menjadi suaminya. Maka akhirnya menikahlah beliau dengan Khodijah dengan selisih umur yang cukup jauh (28 SH/ 595 M).

Perkawinan beliau dengan Khodijah membuahkan anak-anak: Qosim, Ruqayyah, ummi Kultsum dan Fatimah, yang kesemuanya wafat kecuali hanya satu saja yang hidup, yakni Fatimah.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Pada usia Nabi 35 tahun terjadilah kesepakatan bangsa Quraisy untuk membangun Kabah. PAra bangsawan Quraisy mulai mencari pengaruh dan berebut simpati dari masyarakat untuk menjadi orang pertama yang meletakkan pembangunan itu. Tarik-menarik kepentingan itu telah membuahkan perselisihan antar suku yang akan memicu peperangan antar suku-suku Arab yang menghormati kabah itu. Dan disepakatilah oleh suku-suku itu untuk membuat perjanjian bersama, menyepakati yang akan meletakkan batu pembangunan pertama kabah itu. mereka sepakat untuk menunjuk orang yang paling pertama kali masuk ke mesjid adalah orang yang berhak pertama kali meletakkan batu pertama pembangunan Ka’bah itu.

Bila tiba saatnya, ternyata Nabi Muhammad adalah orang yang pertama masuk ke dalam masjid itu. Sehingga secara jujur dan adil diakui beliaulah orang yang berhak untuk memimpin pembangunan itu.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Bila tiba saatnya, beliau memanggil seluruh kepala suku untuk menyaksikan pembangunan ini. Diletakkannya Surban diatas tanah dan ditaruhnya Hajar Aswad ditengahnya, masing-masing kepala suku untuk memegang ujung surban itu untuk dibawa ke kabah. Lalu Nabi Muhammad meletakkan Hajar Aswad ditempatnya. Dengan demikian pupuslah permusuhan antar suku dengan kebijaksanaan Nabi Muhammad yang sangat adil itu. Dan menjadi terkenal di tanah Hijaz dan mendapat gelar al-AMien karena kejujuran dan kepandaiannya memengang amanh.

Masa kenabian

Setelah kejadian itu, bertahun-tahun berikutnya, Nabi Muhammad sering melakukan tahannuts (menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah) di sebuah gua yang bernama Gua Hira. Gua tersebut sangat sulit didaki sehingga jarang ada orang yang mendakinya.

Selama bertahun-tahun beliau bertahannuts di gua itu. Sampai suatu malam, pada waktu usianya 40tahun. Datanglah Malaikat memberitahukan kepadanya bahwa Allah telah mengangkatnya menjadi Rasul dan ALlah mewahyukan kepadanya lima Ayat Alquran yang pertama di Gua Hira itu.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang telah menciptakanmu. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan pena, mengajarkan manusia tentang apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq 1-5).

Kisah Nabi Muhammad Saw | Nabi Muhammad sangat gugup menerima wahyu itu, dan berulang-ulang malaikat Jibril memerintahkan kepadanya untuk membaca. Sampai akhirnya dieja bacaannya satu demi satu, hingga sempurna bacaan itu. Kemudian nabi Muhammad pulang ke rumahnya. Khodijah amat terkejut melihat suaminya menggigil dan badannya basah oleh peluh keringatnya. Beliau minta Khodijah menyelimutinya. Dan tiba-tiba Malaikat Jibril kembali datang kepadanya.

Diriwayatkan oleh Abi Salmah bin Abdurrahman bahwa Rasulullah bersabda “Sesungguhnya aku berdiam diri di Gua Hira. maka ketika habis masa diamku, aku turun lalu aku telusuri lembah. Aku liha kemuka, kebelakang, ke kanan dan kekiri. Lalu aku lihat ke langit tiba-tiba aku melihat Jibriel yang amat menakutkan. Maka kau pulang ke Khadijah. Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Merekapun menyelimuti aku, Lalu Allah menurunkan:”Wahai orang yang berselimut. Bangunlah lalu berilah peringatan. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh balasan) yang lebih banyak” (QS Al-Muddatsir 74:1-6).

Kisah Nabi Muhammad Saw | Ketika Waraqah bin Naufal mendengar tentang kisah nabi, dengan wahyu yang turun padanya, Khadijah telah memapahnya ia memegang dadanya, ia berkata: “Ini adalah Namus yang diturunkan Allah pada Musa, semoga aku dapat hidup ketika kaummu mengusirmu”, ia berkata:”Mengusir mereka?” ia berkata: “Ya tak ada seorang pun yang semisal dengan apa yang akan datang padamu kecuali ia akan disakiti, apabila aku tahu apa yang diperbuat oleh kaummu aku akan tolong engkau dengan sekuat tenaga”. Belum sempat Waraqah menolongnya, ia telah wafat terlebih dahulu. Sejak saat itu, maka Nabi Muhammad menyeru kepada kaumnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan sesembahan berhala. Beliau mulai dengan menyeru kepada Khodijah yang langsung beriman kepadanya. Kemudian Ali dari golongan anak yang paling kecil, kemudian Abu Bakar dari golongan sahabatnya, kemudian Zaid bin Haritsah dari kalangan budak.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Dakwah Nabi ketika itu masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak secara terang-terangan. Sampai kaum muslimin berjumlah 40 orang, yang kemudian disebut sebagai Assaabiqunal awwaluun, barulah Nabi Muhammad memulai dakwahnya secara terang-terangan.

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (QS. Al-Hijr 15:94).

Dengan tersebarnya Islam, maka naik pitamlah pembesar-pembesar Quraisy yang merasa tersaingi oleh Nabi Muhammad. Bahkan paman-pamannya sendiri seperti Abu Jahal dan Abu Lahab adalah orang-orang yang paling membencinya. Rasulullah mengajak kaumnya untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa,  Yang menciptakan langit dan bumi, yang mempertukarkan siang dan malam, dan meninggalkan berhala-berhala mereka, dan tidak menyekutukan Allah dengan apapun. Ketika diturunkan ayat:

“Dan berilah peringatan kepada kerabat, kerabatmu yang dekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS. As-Syuaraa 26:214-215)

Rasulullah kemudian datang ke bukit Shofa, beliau menyeru:”Kemarilah kalian, hai Quraisy!” orang-orang kemudian berkumpul dan ia berkata: “Apakah kalian percaya apabila aku katakan kepada kalian bahwa musuh akan menyerang kalian baik pagi ataupun sore, apakah kalian percaya kepadaku?”

Kisah Nabi Muhammad Saw | Mereka menjawab:”Ya, kami tidak pernah melihat anda berbohong?”, beliau melanjutkan:”Maka aku datang kepada kalian menjadi pemberi peringatan akan datangnya siksa yang amat pedih”. Demi mendengar itu, amat berangnya Abu Lahab Ia berkata:”Celakalah engkau Muhammad! APakah untuk ini engkau mengumpulkan kami?”. Kemudian Nabi Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril untuk menyatakan kepadanya:

Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan celaka. Tidak akan berguna hartanya dan apa yang dia perolehnya. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitupula ) isterinya pembawa kayu bakar. Yang dilehernya ada tali dari sabut”. (QS. al-Lahab 111:1-5)

Setelah kejadian itu, maka kaum muslimin semakin dipinggirkan, dan selalu dicaci maki, dicemooh bahkan disiksa karena keyakinannya. Nabi Muhammad sendiri tidak kurangnya dihina, bahkan dilempari kotoran binatang.

Tahun kesedihan.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Siksaan demi siksaan terus ditimpakan kepada kaum muslimin. Sampa suatu saat kaum muslimin sangat terdesak akibat shahifah diatas kabbah yang mengisolasi Bani Hasyim dan kaum muslimin. Sehingga memaksa kaum muslimin untuk berhijrah pertama kalinya ke Abissynia. Kekejaman kaum kafir Quraisy tidak berhenti sampai disitu, mereka terus melakukan penyiksaan terhadap kaum muslimin sampai mereka mau murtad dari imannya. Namun tetap saja mereka bertahan dan sabar menghadapi ujian-ujian itu. Walaupun berat ujian yang dirasakan mereka, namun tiada surut jua keyakinan yang telah terpatri, Allah menyelamatkan mereka dari penyembahan berhala dan tuhan-tuhan mereka yang tidak memberi manfaat dan mudharat sedikitpun. Mereka beriman kepada Tuhan nabi Muhammad dan Tuhan bapak-bapaknya Ismail an Ibrahim As.

Abu Thaliblah orang yang terus membela nabi Muhammad dari kecaman-kecaman dan ancaman orang Quraisy selama berdakwah di Makkah. Dan istrinya, Khodijah, dialah saudagar kaya yang terus membela keberadaan kaum yang beriman di Makkah.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Dengan segala kemampuannya, Khodijah terus memberikan pertolongan kepada Bani Hasyim dan kaum muslimin yang diisolasi oleh kaum Quraisy. Kaum Quraisy dilarang berdagang dnegan itu benar-benar menyiksa kaum muslimin. Khadijah, tampil menjadi orang utama dalam membela mereka. Namun sekuat apapun pertolongan Khadijah terhadap mereka, ia tidak dapat menolak takdir, ajal pun semakin dekat kepadanya. Sehingga Khodijah wafat tahun 10 kenabian (3 SH/ 619 M). Betapa sedihnya, hati rasulullah atas wafatnya Khodijah, dialah istri yang sangat setia kepadanya di dalam keadaan duka kecuali ia berada di sampingnya. Tiada pula keluh kesahnya, ketika beliau dicaci-maki, dilempari kotoran, dihina orang-orang, kecuali ia datang kepadanya untuk menghibur Rasulullah. Oleh sebab itu, sebagai manusia biasa, kesedihan itu terasa pula menyentuh kalbunya.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Sementara itu, berbagai upaya dilakukan oleh Quraisy untuk melunakkan hati nabi Muhammad. Abu Thalib diperintahkan pemuka-pemuka Quraisy untuk menyampaikan pesan kepada nabi untuk meninggalkan agamanya dan berhenti mengajak orang-orang untuk beriman kepada Allah. Mereka berjanji: “Apabila ia menginginkan harta, maka akan kami berikan harta yang banyak kepadanya, sehingga ia meninggalkan agamanya, apabila ia menginginkan jabata, maka akan kami berikan kepadanya jabatan yang tinggi di antara kaum Quraisy asal ia berhenti berdakwah dan jika ia menginginkan seorang wanita maka akan kami berikan padanya wanita tercantik dari kaum Quraisy untuk dijadikan istrinya demikian bunyi pesan mereka.

Nabi Muhammad dengan tegas menyatakan kepada pamannya saat itu: “Demi Allah wahai pamanku! Seandainya mereka meletakkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku agar aku meninggalkan perkara ini maka sama sekali tidak akan lakukan! Sampai aku hancur karenanya!”.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Abu Thalib bin Abdul Muthalib adalah paman nabi yang amat dicintainya. Abu Thalib selalu melindungi nabi setelah kakeknya wafat. Ketika ajal menjemputnya, pada tahun yang sama dengan wafatnya Khodijah, rasa kesedihan nabi terbaca dari raut wajahnya. Ketika Abu Thalib dalam keadaan sekarat, Rasulullah menemuinya. Dan di sebelahnya (Abu Thalib) ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah. Maka kata Nabi:”Pamanda, ucapkanlah laa ilaaha illallaah karena dengan kalimat itu kelak aku dapat memintakan keringanan bagi paman di sisi Allah. Abu Jahal dan Abdullah berkata: “Abu Thalib. APakah engkau sudah tidak menyukai agama Abdul Muthallib?” Kedua orang itu terus berbicara kepada ABu Thalib sehingga masing-masing mengatakan bahwa ia tetap memintakan ampunan bagimu selama aku tidak dilarang berbuat demikian, maka turunlah ayat:

“Tidak sepatutnya bagi nabi dan orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi yang musyrik” (QS. at-Taubah 9:113).

Bertambahlah kesedihan nabi dengan meninggalnya dua orang yang sangat disayanginya, sehingga tahun ini disebut dengan aamul huzni atau tahun kesedihan.

Isra Mikraj

Setelah tahun-tahun itu nabi Muhammad mengalami kesedihan, sebagaimana seorang manusia, kesedihan itu tampak pada diri Rasulullah.

Kemudian datanglah peristiwa yang menghibur Rasulullah, pada tahun 12 kenabian Allah mengangkatnya ke langit tujuh, sebagaimana diabadikan al-Quran dalam surat al-Isra ayat 1-2:

“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya Pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Maha mendengar dan Maha Melihat. Dan telah kami berikan kepada Musa sebuah kitab dan kami jadikan sebagai petunjuk bagi Bani Israil”.

Ayat tersebut menunjukkan pertalian nabi dengan nabi-nabi sebelumnya yang diutus Allah ke muka bumi, sebagaimana telah tertulis dalam Taurat dan injil bahwa akan ada seorang nabi akhir zaman yang menjadi penutup para nabi.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Pada saat itulah, kesedihan beliau pupus dengan peristiwa yang membesarkan hati beliau. Tetapi tidak berarti cobaan yang dihadapi nabi telah selesai. Bahkan setelah mendengar kejadian itu kaum kafir Quraisy semakin mengejek dan menghina nabi dengan menyatakan bahwa ia telah menjadi pembohong dan pendongeng. Bahkan ujian keimanan itu telah menimpa pula pada sebagian sahabat yang ragu dengan perjalanan israk dan mikraj nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian naik ke Sidratul Muntaha.

Saat itu Abu Jahal yang masuk ke Kabah bertanya kepada Nabi untuk mengejeknya:”Apakah malam tadi kabar baru kepadamu?”. Maka rasulullah menganggkat kepalanya dan menjawabnya:”Ya, aku telah diperjalankan malam ini dari Baitul Maqdis ke Syam”, maka berkatalah Abu Jahal mengingkarinya:”Bagaimana mungkin, sedangkan pagi ini engkau berada disini”, nabi menjawab dengan pasti:”Ya”.

Kisah Nabi Muhammad Saw | Maka berteriaklah Abu Jahal kepada kaum Quraisy layaknya orang gila, sedangkan nabi belum menyampaikan berita tersebut kepada para sahabatnya. Maka berkumpullah orang-orang di Kabah dan dihasutnya semua manusia untuk mendustai nabi. Maka bertanyalah salah seorang dari kaum muslimin bertanya kepada Rasulullah: “Benarkah, engkau telah diperjalankan malam tadi, Ya Rasulullah?”, nabi menjawab:”Ya , dan aku sholat bersama saudara-saudaraku para nabi disana”. Maka berkembanglah pemberitaan yang bercampur dengan hasutan Abu Jahal. Sehingga adapula beberapa kaum muslimin yang terbujuk hasutan mereka.

Hanya Abu Bakar yang secara tulus dan berani menyatakan “Kenapa kalian jadi putus asa? … sesungguhnya aku percaya kepadanya lebih dari itu… aku percaya kepadanya dalam kebaikan langit yang datang padanya siang maupun malam” kemudian ia berkata dengan tegas: Kalau itu yang dikatakannya, maka ia benar” Keberanian dan ketulusan Abu Bakar inilah yang memperkuat sahabat sehingga tidak berarti lagi ejekan dan hinaan kaum kafir Quraisy terhadap mereka.

Dan kaum muslimin semakin kuat imannya, dan semakin lama semakin berkembang. Ada saja satu dua orang yang masuk Islam, sehingga menambah berang kaum Quraisy. Siksaan demi siksaan terus dialami oleh orang-orang yang beriman.

Masa Hijrah

Kisah Nabi Muhammad Saw | Akhirnya, kabar Islam semakin luas terdengar sampai di Madinah. Suatu saat datanglah 10 orang Madinah kepada Nabi Muhammad menyatakan diri masuk Islam dan mereka berbaiat kepadanya untuk setia dan menjalankan ajaran Islam sebaik-baiknya. Terjadilah janji setia mereka dibawah pohon, mereka dibaiat yang kemudian dikenal dengan Baiat Aqabah I. Kemudian pada tahun berikutnya datanglah 70 orang Madinah yang terdiri dari laki-laki dan perempuan menyatakan diri masuk Islam dan berbaiat kepadanya untuk setia dan menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar, dan disebutlah peristiwa itu dengan Baiat Aqabah II.

Kaum kafir Quraisy pun semakin mengetatkan penyiksaan terhadap kaum muslimin. Dan pada saat, siksaan itu semakin menjadi, Allah mengizinkan kepada kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah. Sementara Rasul masih tetap berada di Makkah.

Pada hari sabtu, terjadi pertemuan di Darun Nadwah, yakni di rumah Qusoi bin Kilab, para kafir Quraisy merencanakan untuk membunuh nabi dan sepakat untuk merahasiakan rencana tersebut. Mereka memerintahkan setiap suku untuk memukul dengan pedangnya, sehingga suku Abdi Manaf tidak akan dapat meminta tanggung jawab mereka, karena seluruh suku telah membunuhnya. Dan ditentukanlah saat persekongkolan kafir Quraisy untuk membunuh Nabi Muhammad.

Setelah mendapat wahyu dari Allah, Nabi kemudian memanggil Abu Bakar untuk segera berangkat ke Madinah sementara Ali Bin abi Thalib yang masih muda diperintahkannya untuk tidur di kasurnya. Di saat malam keberangkatannya ke Madinah, semua pemuda-pemuda yang tangguh dan kuat telah mengepung rumahnya untuk membunuh Nabi Muhammad.

Rasulullah kemudian keluar dari rumahnya dengan menaburkan pasir dan membaca ayat-ayat al-QUran.

“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan dari belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak melihat sama sekali” (QS. Yasin 36:9).

Ketika mereka semua bangun, mereka bertanya-tanya, mana dia? Mana dia? Kemudian mereka masuk ke dalam rumah. Didatangi kamar tidur beliau. Mereka menyangka bahwa nabi Muhammad sedang tidur. Ketika disingkapnya selimut itu, ternyata Ali bin Abi Thalib yang tidur di kasur itu. Sadarlah mereka bahwa Nabi Muhammad telah pergi hijrah.

Nabi Muhammad bersama Abu bakar berangkat ke Madinah, dan beliau berhenti di Gua Tsur dan menaiki bukit itu. Kaum kafir Quraisy dijanjikan hadiah bagi siapa yang menemukan Nabi Muhammad Saw dan sahabatnya, mereka segera menyusuri jejak-jejak yang dilewati Nabi bersama Abu bakar. Tidak kurang para ahli pesiar yang sering berjalan di padang sahara iku serta bersama mereka.

Namun sayang mereka tidak menemukan Nabi Muhammad Juga. Jejak kaki itu terhenti di sebuah gua Tsur, dimana Nabi Muhammad dan Abu bakar berada didalamnya. Namun mereka tidak yakin beliau ada ditempat itu, karena gua itu telah ditutupi oleh sarang laba-laba dan sarang burung merpati yang menutupi pintu gua itu. Mana mungkin ada ditempat itu? Apabila ia ada didalamnya tentulah sarang laba-laba itu akan rusak dan sarang burung itu akan rusak. Dengan berkat rahmat Allah, maka sampailah Nabi Muhammad Saw di madinah dengan selamat. Kaum Muhajirin dan Anshor menyambut mereka berdua dengan sangat gembira, berduyun-duyun penduduk Madinah melihat ke arash Tsniyatil Wada’. Dan dengan rebana dari kulit binatang mereka membacakan syair:

Telah datang kepada kami bulan purnama

Dari arah Tsaniyatil Wada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar