Selasa, 22 November 2016

dituduh menghina ayat Al-Qur'an, ahok justru beruntung

@MYAHOK– Serangan dari pihak lawan politik AHOK semakin gencar mendekati Pilkada DKI Jakarta. Lagi-lagi soal isu keagamaan yang digunakan untuk mendeskreditkannya. AHOK dituduh menghina ayat Al-Quran dalam pernyataan yang disampaikannya, ketika sedang memberi pengarahan di depan para pejabat dan Pegawai di lingkungan  Pemerintah Kabupaten Adminstrasi Kepulauan Seribu.
Dalam pengarahannya tersebut AHOK sempat mengucapkan : “Bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pake surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan ga bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, gapapa. Karena ini kan hak pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya ga bisa pilih Ahok”
Bila di telaah lebih lanjut dari pernyataan AHOK tersebut, sesungguhnya AHOK bukan bermaksud menghina ayat Al-Qur’an namun AHOK lebih fokus kepada oknum yang menyalahgunakan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk kepentingan politik semata. Para oknum yang ditengarai oleh AHOK tersebut memiliki itikad tidak baik  sebab mengkait-kaitkan kepercayaan dan keyakinan pada agama tertentu terhadap kebebasan berpolitik bagi semua warga tanpa memandang apapun agama yang dipeluknya.
Mungkin lawan politik AHOK menilai itu adalah sebuah peluang emas untuk menjatuhkan kredibilitas AHOK dengan cara menyebarkan opini yang dipelintir seolah-olah AHOK menghina Ayat Al-Quran. Namun mereka keliru, sebab warga Jakarta sudah cerdas dan tak bisa lagi dipengaruhi dengan isu-isu keagamaan atau SARA semacam itu.
Apa yang telah disampaikan oleh AHOK dalam pernyataannya tersebut, sama sekali  tak ada yang perlu dirisaukan bagi mereka yang mampu berpikir secara logis dengan hati yang bersih. Terkecuali bagi mereka yang memang sudah memendam kebencian dan dendam kesumat terhadap keberadaan AHOK sebagai Gubernur DKI. Bila ada seorang warga yang sudah terlanjur membenci dan menolak AHOK, sudah barang tentu apapun yang dilakukan oleh AHOK (meski benar dan baik sekalipun), pasti akan dianggap salah atau dicari-cari kesalahannya.
Dituduh Menghina Ayat Al-Quran , AHOK justru beruntung
Terkait dengan tuduhan kepada AHOK yang dinilai menghina ayat Al-Qur’an ini, sesungguhnya justru memberi keuntungan tersendiri bagi AHOK. Mengapa demikian?
Sebab AHOK bisa memetik hikmah dari dari pernyataannya yang sesungguhnya tak ada yang perlu dipermasalahkan. Maksudnya adalah, AHOK seakan mendapat tegoran dari respon dari sebagian warga atas pernyataannya, Padahal itu hanyalah sekadar opini pelintiran semata dari pihak yang membenci atau lawan politiknya. Lain halnya bila AHOK jelas-jelas menghina AL’Qur’an, yang bisa di jadikan alat propaganda agar warga Jakarta tidak memilihnya lagi sebagai Gubenur DKI.
Apa yang dapat ditarik kesimpulan dari kasus ini adalah bahwa AHOK masih beruntung sebab perkataan yang sesungguhnya tak ada yang perlu dipermasalahkan, namun oleh sebagian kalangan pembencinya dipelintir dengan tujuan agar AHOK menjadi tak populer lagi.   Keberuntungan yang dimaksud adalah bahwa AHOK untuk selanjutnya dapat meningkatkan kehati-hatian dalam berbicara dan memberikan pernyataan.
Ini adalah sebuah bukti lainnya bahwa Tuhan senantiasa melindungi AHOK, sebab sebagai pejabat Kepala Daerah, AHOK punya niat yang tulus dan ikhlas untuk membangun Jakarta dan menyelesaikan segala persoalan yang ada.
Terlepas dari semuanya itu, AHOK adalah manusia biasa yang sudah tentu bukanlah makhluk yang sempurna dan tak luput dari kesalahan. Seorang pejabat manapun di dunia ini, bisa saja melakukan kesalahan ucap  atau yang tidak disengaja, namun bukan berarti bahwa ketidaksengajaan itu dianggap sebagai bentuk penghinaan bagi umat beragama tertentu.
Sederhananya adalah bahwa setiap pernyataan tentu ada konteksnya dan tak bisa di ambil sepotong-sepotong, Dari keseluruhan pidato pengarahan yang disampaikan di depan PNS Kabupaten Administrasi Kepulau Seribu tersebut, AHOK sebatas melaksanakan kewajibannya dalam rangka melakukan pembinaan kepada pegawai PemKab. Kepulauan Seribu termasuk warga setempat dan bukanlah untuk melaksanakan kampanye terselubung apalagi untuk menistakan umat beragama tertentu.
AHOK sesungguhnya tak perlu lagi berkampanye. Untuk apa? Sebab seluruh warga DKI sudah mengetahui siapa AHOK dan bagaimana dia bekerja. Hasil kerja AHOK selama menjabat sebagai Gubernur DKI telah nyata-nyata dapat menyentuh seluruh sendi kehidupan warga Jakarta Tanpa disadari oleh siapapun bahwa hal ini secara tidak langsung adalah sebuah ‘kampanye’ atas kinerja AHOK selama ini.
Dengan demikian, sudah dapat diprediksikan bahwa AHOK akan menang mudah atas lawan-lawannya pada Pilkada DKI 2017 nanti, Semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar